TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Gejolak Rakyat Miskin

Posted by Unknown Minggu, 09 Desember 2012 0 komentar


muak aku ,marah hatiku
"GELISAH"
jiwa berontak mata jalang
"AKU TERKAPAR"
semilir anging tak mampu redakan gejolak
tajam belati tak mampu nyiutkan nyali
"BERONTAK AKU"
kau gadaikan negriku
kau hianati bangsaku
teganya kamu
rakyatmu kamu telantarkan
jerit kelaparan tak kau hiraukan
hidupmu hanya untuk PENCITRAAN
Read More..

Hari Ini Kita Masih Bersama

Posted by Unknown 0 komentar


Hari ini kita bersama
Mengikuti cahaya kehidupan kita
Menghiasi comberan putra suasana

Periuk nasi selalu ada
Penanak raskin menjadi sapa
Lauk pauk cemilan dahaga
Cabe garam juga dirasa

Anak tangis sudut manja
Susu mana mau diminum
Darah pun tak bernyawa

Seperti itu wajahmu bersama kita
Kain putih menghiasi sengatan sangkala
Tertawa diatas sana suka
Menangis kita di hadapan penjara

Kini semakin kita kebawah
Semakin itu pula mata perjuangan bertatah
Ular makin jadi ular
Kita keledai makin menanggung beban luka

Hari ini kita bersama
Menikmati tawa kepicikan juragan neraka

kostt
Read More..

Batas Titian Cinta

Posted by Unknown 0 komentar


Senja telah silam. Kenangan itu terurai kembali dan aku mematut sedih.
Segaris masa lalu membawa hati pada sebuah penghujung. Kebersamaan itu.
Cinta kita yang bersemayam dalam raga, terantuk pada keinginan tak seorang pun mau.
Perpisahan. Sayonara, katamu seraya membuang tatap dan aku terserang getir yang hebat.
Tak ingin ingin kudengar kata-kata itu. Akan tetapi, pada saat yang sama kau tak hendak
 meralat ucap. Aku menunggu harap-harap cemas waktu akan menulikan dengarku.
Betapa kini aku telah berdiri pada garis batas titian telah tampak ujungnya.

Ah, kenangan. Akan kubawa kemana sekelumit kisah yang membuatku mati suri? Sungguh
tak hendak kubawa kenangan itu dalam setia ayun langkahku. Biarlah menjauh mengikuti
jejakmu dalam samar cahaya. Tetapi itu tidak pernah terjadi. Seberapa ingin kuenyahkan
 selalu saja ia bangkit kembali dalam rupa membuat takut.  
Read More..

Tanah Gersang

Posted by Unknown 0 komentar


Kita berkelakar dalam kelebat bayang yang tak tampak,

lalu terkecoh pada duka lara dan amarah yang rumit 
Sedang pikiran menghantui ruhruh dari bumi yang mati

Kita buka lembaranlembaran kertas tahun lalu
Segala paradigma melelehkan helaihelai makna
Melupa mata air kearifan dan hakikat rasa
Kemana perginya angin ?

Lalu di tepi rasamu yang sunyi
Kita eja baitbait puisi  yang memanusiakan manusia
merenungi barisbaris doa dengan energi tanpa batas
dan memimpikan oase di tengah panas membakar

Ketidakseimbangan itu berakhir bumerang
Karena jiwajiwa di rundung cemas yang usang
Atas cintacinta yang akan pergi menghilang

Bukankah kita bagian dari tanah gersang ?
Tetapi sesaat kemudian memusuhi maut yang siap menghadang
Read More..

Total Tayangan Laman