MAKNA GERAKAN SOLAT
Selasa, 29 Mei 2012
0
komentar
Rahasia Gerakan Shalat
Katagori : Keajaiban & Iptek
Oleh : Redaksi 24 Feb 2006 - 6:11 pm
Setiap gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat akan hikmah dan manfaat. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar, tumaninah, serta dilakukan secara istikamah.
Suatu ketika Rasulullah SAW berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Selepas menunaikan shalat, beliau menghadap para sahabat untuk bersilaturahmi dan memberikan tausiyah. Tiba-tiba, masuklah seorang pria ke dalam masjid, lalu melaksanakan shalat dengan cepat.
Setelah selesai, ia segera menghadap Rasulullah SAW dan mengucapkan salam. Rasul berkata pada pria itu, "Sahabatku, engkau tadi belum shalat!"
Betapa kagetnya orang itu mendengar perkataan Rasulullah SAW. Ia pun kembali ke tempat shalat dan mengulangi shalatnya. Seperti sebelumnya ia melaksanakan shalat dengan sangat cepat. Rasulullah SAW tersenyum melihat "gaya" shalat seperti itu.
Setelah melaksanakan shalat untuk kedua kalinya, ia kembali mendatangi Rasulullah SAW. Begitu dekat, beliau berkata pada pria itu, "Sahabatku, tolong ulangi lagi shalatmu! Engkau tadi belum shalat."
Lagi-lagi orang itu merasa kaget. Ia merasa telah melaksanakan shalat sesuai aturan. Meski demikian, dengan senang hati ia menuruti perintah Rasulullah SAW. Tentunya dengan gaya shalat yang sama.
Namun seperti "biasanya", Rasulullah SAW menyuruh orang itu mengulangi shalatnya kembali. Karena bingung, ia pun berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melaksanakan shalat dengan lebih baik lagi. Karena itu, ajarilah aku!"
"Sahabatku," kata Rasulullah SAW dengan tersenyum, "Jika engkau berdiri untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Fatihah dan surat dalam Alquran yang engkau pandang paling mudah. Lalu, rukuklah dengan tenang (thuma'ninah), lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak. Selepas itu, sujudlah dengan tenang, kemudian bangunlah hingga engkau duduk dengan tenang. Lakukanlah seperti itu pada setiap shalatmu."
Kisah dari Mahmud bin Rabi' Al Anshari dan diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih-nya ini memberikan gambaran bahwa shalat tidak cukup sekadar "benar" gerakannya saja, tapi juga harus dilakukan dengan tumaninah, tenang, dan khusyuk.
Kekhusukan ruhani akan sulit tercapai, bila fisiknya tidak khusyuk. Dalam arti dilakukan dengan cepat dan terburu-buru. Sebab, dengan terlalu cepat, seseorang akan sulit menghayati setiap bacaan, tata gerak tubuh menjadi tidak sempurna, dan jalinan komunikasi dengan Allah menjadi kurang optimal. Bila hal ini dilakukan terus menerus, maka fungsi shalat sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar akan kehilangan makna. Karena itu, sangat beralasan bila Rasulullah SAW mengganggap "tidak shalat" orang yang melakukan shalat dengan cepat (tidak tumaninah).
Hikmah gerakan shalat
Sebelum menyentuh makna bacaan shalat yang luar biasa, termasuk juga aspek "olah rohani" yang dapat melahirkan ketenangan jiwa, atau "jalinan komunikasi" antara hamba dengan Tuhannya, secara fisik shalat pun mengandung banyak keajaiban.
Setiap gerakan shalat yang dicontohkan Rasulullah SAW sarat akan hikmah dan bermanfaat bagi kesehatan. Syaratnya, semua gerak tersebut dilakukan dengan benar, tumaninah serta istikamah (konsisten dilakukan).
1. Apa arti sholat ?Shalat secara bahasa adalah Doa dengan kebaikansecara Syar;an adalah : Ucapan ucapan, gerakan gerakan tertentu yg diawali dengan Takbiratul ihram dan diakhiri dg salam. Mengenai gerakan gerakannya merupakan rukun shalat, bersandarkan pd Hadist hadits Shahih.
2. Apa arti dan maksud dari gerakan dalam sholat itu sendiri mohon dijelaskan satu persatu seperti gerakan :
* Takbiratul ihramTakbiratul Ihram berasal dari dua kata : Takbir (ucapan Allahu Akbar) dan Ihram (pengharaman), ketika dua kalimat ini digabung maka bermakna : Ucapan takbir yg memulai pengharaman dari melakukan hal hal yg dilarang dalam shalat. Seperti makan, minum, berbicara kpd selain Allah dan Rasul saw dan hal hal yg diajarkan Rasul saw sebagai mubthilat (yg membatalkan) shalat.
* BersedekapSedekap ini bukan merupakan rukun shalat, bila tak dikerjakan tak membatalkan shalat, yg merupakan rukun adalah berdiri dalam shalat wajib bagi yg mampu dan membaca Fatihah padanya.
* RukuRuku secara bahasa adalah menundukSecara Syar;an adalah menundukkan badan hingga kedua telapak tanganna meraih/bersandar pada kedua lututnya, dan bahwa Ruku;nya Rasul saw itu tepat dalam posisi 90 derajat, hingga andai ditaruh sebuah gelas dipunggungnya niscaya tak tumpah, menunjukkan lurusnya posisi punggung beliau dalam 90 derajat
* I'tidalSecara bahasa adalah tegak lurusSecara syar?an adalah tegak berdiri kembali ke posisi semula sebelum ruku;nya.
* SujudSecara bahasa adalah merendahkan diri serendah rendahnyaSecara syar;an adalah meletakkan 7 anggota sujudnya pada bumi tempat ia melakukan shalat, yaitu kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua kaki, dan Dahinya, dengan mengangkat belakang tubuhnya lebih tinggi dari posisi dahinya, melambangkan kerendahan yg serendah rendahnya atas dahi.
* Duduk di antara dua sujudDuduk antara dua sujud secara bahasa adalah duduk sebagaimana yg kita fahami, dan secara syar?an pun demikian, duduk dalam posisi apapun yg disebut duduk tetap sah shalatnya, misalnya bersila, tetap sah shalatnya, dan sunnah adalah duduk dengan Iftirash dengan menegakkan telapak kaki kanan dan menghamparkan kaki kiri sebagaimana kita lihat orng yg melakukan duduk dalam shalat.
* TahiyatulTahiyyah secara bahasa adalah kemuliaan, secara syar?an adalah Salam kepada Allah, sebagaimana para sahabat mengucapkan salam pada Rasul saw, salam pd sesama muslim, merekapun mengucapkan salam kepada Allah, maka Rasul saw bersabda : ?Jangan ucapkan salam pd Allah, karena Allah adalah Assalaam, tapi ucapkanlah Attahiyyatu lillah; (Syarh Baijuri Bab Shalat)
Tasyahhud, secara bahasa adalah mengucapkan syahadat, secara syar;an adalah terbagi dua, Tasyahhud awwal dan Tasyahhud Akhir, tasyahhud awal adalah duduk setelah sujud kedua pd rakaat kedua, lalu membaca doa tasyahhud awal sebagaimana dijalankan oleh muslimin dan yg itu semua telah diajarkan oleh Rasul saw, demikian pula Tsyahhud Akhir, yaitu ucapan yg merupakan percakapan antara Allah dan Rasul saw di malam Mi'raj beliau, sebagaimana Rasul saw menceritakannya : aku bersujud dan berucap : ?Attahiyyatulmuba?dst.? Lalu Allah menjawab Assalaamu alaikua Ayyuhannabiyy.., lalu aku menjawab : Assalaamu alaina.., maka percakapan ini dijadikan kewajiban utk selalu diucapkan oleh setiap ummatnya, karena saat itu lah diwajibkannya shalat, maka shalat menyimpan rahasia kemuliaan Mi;raj beliau saw kepada Allah swt.
* Menunjukkan jari ketika sedang tahiyatMerupakan Ittiba; lirrasul saw (berpanut pd perbuatan Rasul saw)
* SalamSalam adalah ucapan dari rukun shalat yg terakhir dg niat selesai dari shalat, ucapan salam yg pertama merupakan rukun shalat, dan salam yg kedua adalah sunnah, mengenai kpd siapa ucapan tersebut memang banyak khilaf, namun bukan itu daripada tujuan utama mengucapkan salam, karena tujuan utama dari salam dan seluruh gerakan shalat adalah Ittiba; lirrasul saw dengan landasan perintah Allah swt dengan puluhan ayat pd Al Qur;anulkarim yg memerintahkan kita taat kepada Rasul saw, dan mengikuti perintah beliau saw
4. Apakah ada dalil mengenai gerakan SHOLAT ?Dalil mengenai gerakan shalat dapat anda rujuk ratusan hadits pada Shahih Bukhari, Muslim dan seluruh buku buku Hadits Bab Shalat, bagaimana dijelaskan sujud beliau saw, ruku beliau saw, perintah beliau untuk meratakan shaf, mengeraskan suara pada bacaan fatihah dan surat di shalat magrib, isya dan subuh, dan seluruh rukun shalat berlandaskan hadits shahih.
5. apakah suatu keharusan salam harus menengok kanan kirimenengok ke kanan dan kiri hukumnya sunnah dan merupakan Ittiba birrasul saw (Syarh Busyralkariim Bab Sunanusshalat hal 183)
mengenai hikmah dari setiap gerakan gerakan shalat saya tak mungkin menuliskannya disini mengingat waktu yg sempit, namun satu hal yg harus kita pegang adalah setiap gerakan shalat, juga haji, puasa, zakat dlsb mengandung hikmah hikmah luhur, namun bukan kewajiban kita untuk mengetahuinya, namun kewajiban kita adalah mengamalkannya, karena kita akan terjebak oleh hukum akal bila selalu menghendaki jawaban dari maksud setiap Ajaran Rasul saw, ya bila kita menemukan jawabannya, bila tidak?, apakah lalu kita menolak mengamalkannya?, maka dengan itu kita menyembah akal karena hanya taat pd hal yg diterima akal.
maka tanpa kita sadari kita terjebak pemahaman untuk merubah diri kita sebagai Pencipta, dan Allah menjadi Hamba, karena kita ingin Allah taat pada keinginan kita, dan berbuat menurut kehendak kita, dan agar tidak berbuat terkecuali hal yg kita fahami, dan membatasi kehendak Nya untuk berbuat dengan hal yg bertentangan dengan akal kita.
Wallahu alam
sumber :
? Syarh Busyralkariim Imam As Syeikh Abdullah Abdurrahman Ba Fadhl
? Syarh Imam Baijuri
? Yaqutunnafiis ala madzhab Ibn Idris As Syafii
? Bulughul Maraam Al Imam Ibn Hajar
Sumber : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_
simpleboard&Itemid=4&func=view&id=8487&catid=8